MISI KELUARGA
Apa yang menjadi rencana Tuhan bagi keluarga? Mari kita baca Firman Tuhan berikut ini :
Kej. 1:26-28 Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi." Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka. Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: "Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi."
Ayat-ayat diatas adalah asal mula penciptaan keluarga. Keluarga dibentuk bukan untuk tujuan lain selain menghadirkan kehendak Allah di muka bumi. Jika orang membangun pernikahan dengan alasan lainnya sebenarnya tidak mengerti tujuan berumahtangga. Sejujurnya kita semua tidak mengerti apa-apa tentang keluarga, sebab keluarga diciptakan di sorga yang mulia tapi dijalankan di dunia yang serba terbatas. Keluarga tercipta bukan berasal dari ide manusia, tapi dari Allah.
Tuhan melakukan persiapan sungguh-sungguh dalam membentuk keluarga. Dalam proses penciptaan, sebelum menciptakan keluarga, hari pertama sampai kelima Tuhan menciptakan segala fasilitas pendukungnya terlebih dahulu. Betapa seriusnya Tuhan dengan keluarga, sehingga kita harus menempatkan rumah tangga sangat penting.
MISI KELUARGA
1. Menghadirkan Kerajaan Sorga dengan menyatakan rupa dan gambar Allah di muka bumi.
Artinya ada mandat kerajaan, yaitu dua tiga orang berkumpul Tuhan hadir. Ada kuasa surga yang dihadirkan ke dalam dunia melalui keluarga. Jika seluruh anggota keluarga berfungsi secara benar, maka Kerajaan Allah akan dinyatakan dalam rumah tangga kita. Kerajaan Allah berbicara tentang kuasa, yaitu kuasa untuk mengalahkan diri sendiri.
Kerajaan Allah berbicara tentang kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus. Sudahkah itu ada dalam rumah tangga kita? Tanggung jawab kita adalah membawa keluarga kita menggenapi tujuan Illahi. Karena keluarga adalah eksekutor dari firman Tuhan.
2. Melahirkan dan membentuk keturunan Illahi.
Maleakhi 2:15 Bukankah Allah yang Esa menjadikan mereka daging dan roh? Dan apakah yang dikehendaki kesatuan itu? Keturunan ilahi! Jadi jagalah dirimu! Dan janganlah orang tidak setia terhadap isteri dari masa mudanya.
Tujuan keluarga dibentuk adalah menghasilkan keturunan-keturunan Illahi. Yaitu suatu generasi yang mengenal kehendak Tuhan dan berani menggenapinya. Inilah mandat generasi. Generasi milenial adalah berkat bagi kita karena mereka adalah generasi yang memiliki kepercayaan diri yang kuat serta memiliki kreatifitas yang tinggi. Tugas keluarga adalah mendampingi mereka meraih panggilan Tuhan yang terbaik. Tentunya keluarga harus bekerja sama dengan gereja. Karena gereja adalah sahabat keluarga.
Gereja Bethany Salatiga menyatakan bahwa : "Gereja adalah sahabat keluarga" dan
"Gereja adalah tempat yang Ramah Anak"
3. Mandat pengelolaan.
Hidup ini memerlukan pengelolaan, dalam hal ekonomi, sosial, pola pikir, dll. Keluarga juga harus dikelola sungguh-sungguh. Tuhan menginginkan agar kita mengelola keluarga dengan penuh kasih. Ada tiga mandat mengelola :
A. Daya kreatifitas
B. Daya pertanggungan jawab
C. Daya pembatas
Kej. 2:15-17 TUHAN Allah mengambil manusia itu dan menempatkannya dalam taman Eden untuk mengusahakan dan memelihara taman itu. Lalu TUHAN Allah memberi perintah ini kepada manusia: "Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas, tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati."
Tuhan memberikan mandat pengelolaan taman Eden dengan kreatifitas yang luas, tanggung jawab yang besar, tapi tetap memiliki batasan. Demikian halnya dalam mengelola keluarga, Tuhan memberlakukan hal yang sama. Kreatifitas, Tanggung jawab dan Batasan. Dalam kedewasaan batas ini akan diketahui dengan baik, bahkan batas itu kita diciptakan sendiri dengan penuh kesadaran.
Pdt. Bambang Hengky, IKD 6 April 2017
No comments:
Post a Comment