Mazmur 23 Mazmur Daud. 1. TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku. 2. Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau, Ia membimbing aku ke air yang tenang; 3. Ia menyegarkan jiwaku. Ia menuntun aku di jalan yang benar oleh karena nama-Nya. 4. Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku. 5.Engkau menyediakan hidangan bagiku, di hadapan lawanku; Engkau mengurapi kepalaku dengan minyak; pialaku penuh melimpah. 6. Kebajikan dan kemurahan belaka akan mengikuti aku, seumur hidupku; dan aku akan diam dalam rumah TUHAN sepanjang masa.
Mazmur 23 ini sudah sangat banyak dikotbahkan, tapi mari kita lihat ayat-ayat mazmur ini dari sudut pandang yang lain. Ini adalah mazmur pengharapan Daud agar Tuhan menuntun hidupnya. Dimulai pengharapannya agar Tuhan menuntunnya ke padang rumput hijau dan air yang tenang. Ia sadar sudah banyak mengalami kegagalan dan kejatuhan berkali-kali, sehingga ia berseru kepada Tuhan meminta agar Tuhan membimbingnya ke padang rumput hijau. Ia adalah orang yang jujur dengan Tuhan dan jujur dengan dirinya sendiri. Jika dibandingkan dengan doa Bapa Kami ada kalimat yang serupa: jangan bawa kami ke dalam pencobaan. Belajar dari Mazmur Daud tadi dan Doa Bapa Kami yang diajarkan oleh Tuhan Yesus, kita harus sepenuhnya percaya bahwa Allah Maha Tahu, Dia tahu apa yang akan terjadi di hari depan, sehingga tepat jika kita meminta kepada-Nya.
Image source: google |
Walaupun Tuhan Maha Kuasa dan Maha Tahu, tapi sejarah manusia tidak semata-mata semuanya ditentukan oleh kehendak Tuhan. Memang Tuhan merancangkan segala hal yang baik bagi umatnya, namun hal itu bisa tidak terlaksana karena adanya kehendak manusia yang yang kuat yang menghalanginya. Perlu kita ketahui bahwa sejarah ditentukan setidaknya oleh :
- God's will (kehendak Tuhan, yang pasti paling benar dan sempurna)
- God's Prerogative Rights (Hak Tuhan sepenuhnya untuk menentukan kehidupan manusia)
- God’s Interruption (Interupsi secara sengaja oleh Allah agar manusia tidak melenceng dari jalanNya)
- God's natural law (Hukum alamiah yang mengatur kehidupan manusia)
- Human's will (Kehendak manusia, hal inilah yang seringkali menggagalkan rencana Alllah dalam diri manusia)
- Satanic influence (Dorongan atau bujukan iblis agar manusia melenceng dari kehendak Tuhan. Tapi hal ini tidak akan berarti apa-apa jika manusia tidak mengikutinya)
Banyak kehendak Tuhan bagi kita, ada yang tergenapi tapi ada juga yang belum, hal ini terjadi karena free will manusia. Melalui sikap Daud yang menyadari kesalahannya dan kembali menyerahkan hidupnya untuk diatur dan digembalakan oleh Tuhan, kita dapat belajar beberapa hal dari Mazmur 23 ini :
1. Daud sadar kegagalannya di masa lalu, ia minta Tuhan menggembalakannya. (ayat 1-3)
Daud mengalami kehidupan yang pasang surut, banyak pencobaan yang harus dia hadapi, baik oleh karena kesalahannya sendiri atau atas seijin Tuhan. Kegagalan terbesarnya adalah dalam mengelola rumah tangganya. Istrinya, Mikhal, diberikan oleh mertuanya sendiri kepada Patiel untuk menyakiti dan mempermalukan Daud. Namun ketika Daud menjadi raja, untuk menutupi rasa malunya, ia memaksa Mikhal, yang sudah tidak mencintainya, untuk kembali menjadi istrinya. Selain itu Daud merebut istri Uria dengan cara yang licik bahkan membunuhnya. Anak-anaknya saling membenci, memperkosa dan membunuh. Daud jujur ia tidak mampu mengelola semuanya itu, semuanya pengalaman hidup itu membuatnya semakin merasa butuh bimbingan Tuhan. Daud sadar ia tidak mampu menggembalakan keluarganya, banyak kegagalan yang ia buat dan berakibat buruk dalam hidupnya, sehingga ia meminta agar Tuhan menggembalakannya.
2. Daud sadar ada konsekuensi yang harus dihadapinya sehingga ia butuh penyertaan Tuhan agar dia tidak takut. (ayat 4)
Dia tahu dosa pasti diampuni, tapi akibat dosa tetap harus dia tanggung . Konsekuensi dosa ia gambarkan dalam mazmurnya dengan frasa “berjalan dalam lembah kekelaman”. Tapi kemudian ia berkata : “aku tidak takut sebab Tuhan besertaku”. Mungkin saat ini kita sedang mengalami akibat dosa yang pernah kita lakukan, tapi jika kita menjadikan Tuhan gembala kita, maka janganlah takut. Penyertaan Tuhan akan nyata sekalipun kita harus menghadapi kesulitan-kesulitan yang muncul sebagai akibat dosa atau kesalahan yang kita buat.
3. Minta pengurapan agar Tuhan memakai kita kembali (ayat 5 -6)
Daud minta pengurapan Tuhan. Ia sungguh-sungguh menyadari bahwa kekuatannya sangat terbatas. Ia butuh kekuatan dan hikmat Tuhan untuk menjalani hidupnya. Pengalaman telah mengajarinya bahwa mengandalkan diri-sendiri akan membuatnya terbelit dalam kegagalan dan kesulitan. Oleh sebeb itu ia minta urapan Tuhan yang memampukan dia pulih dari keterpurukan dan memiliki pola pikir Illahi untuk menjalani hidup selanjutnya. Sama seperti Daud, kita sangat perlu urapan Tuhan untuk memulihkan dan memapukan kita untuk membangun generasi baru.
Hidup kita dan keluarga kita tidak seburuk Daud, kita masih jauh lebih baik, oleh karena itu mari belajar agar hidup jujur di hadapan Tuhan, seperti Daud. Kita ini adalah orang yang bermasalah dan butuh Tuhan. Minta agar Tuhan menggembalakan hidup kita.
No comments:
Post a Comment