Ratjun di tempat kerja



image: tirto.id


Hanapass

" Ratjun di tempat kerja “

Zaman teknologi LED TV belum masuk dan bisa dinikmati di negara Indonesia, ada satu serial drama Jepang yang saya sukai judulnya Tokyo love story, ada dari anda yang nonton serial ini juga? Hampir setiap sore saya selalu duduk manis di depan TV untuk menantikan serial tersebut. Apa yang istimewa dari serial ini? Bukan karena kisah cintanya tapi karena saya suka sekali melihat aktivitas para pemain dramanya. Terutama saat melihat mereka berangkat kerja, dengan baju kerjanya, pergi ke kantor untuk bekerja seharian, setelah selesai jam kerja bisanya mereka pergi makan malam bersama rekan kerja atau pasangan. Saya membayangkan oh kurang lebih seperti itu ya kalau sudah bekerja nanti. Dan rasanya ingin cepat melewati waktu dengan cepat ke masa dimana sudah bekerja.

      Yang sudah masuk ke dunia kerja baik kerja penuh waktu atau paruh waktu ayoookkk angkat tangannya setinggi-tingginya. Dunia sekolah, perkuliahan dan dunia kerja sangat berbeda satu sama lain. Semua ada seninya masing-masing. Untuk para pekerja setiap hari berangkat beraktivitas, sampai di tempat kerja dan mengerjakan segala sesuatunya sampai sore bahkan malam hari, sesederhana itukah? Oh tentu saja tidak. Masuk ke dunia kerja sama dengan kita terjun langsung ke masyarakat luas, setiap hari kita berhadapan dengan beragam orang dengan beragam karakter, kebiasaan, pola pikir, dan masih banyak lagi. Tanpa bermaksud menganggap enteng masa-masa sekolah dan kuliah, tapi tantangan di dunia kerja adalah tantangan yang sesungguhnya, tantangan yang mau tak mau kita hadapi.

      Delapan sampai sepuluh jam yang kita habiskan di tempat kerja pasti memberi pengaruh yang cukup besar. Kalau di tempat kerja sedang ada masalah entah dengan deadline pekerjaan, dengan atasan atau dengan rekan kerja biasanya uring-uringan itu di bawa sampai ke rumah. Atasan yang mendominasi, memberi pekerjaan tambahan tanpa melihat waktu dan kondisi, atasan yang cara minta tolongnya kurang memanusiakan manusia, rekan kerja yang sering bergosip, yang terlalu kepo di sosial media, yang terlalu ikut campur ke dalam kehidupan pribadi tanpa kita minta, yang memaksakan sesuatu kepada kita bahkan sampai pada ancaman dan pelecehan seksual. Pelecehan seksual bukan hanya tentang di sentuh dengan sengaja di bagian tubuh tertentu tapi bisa juga lewat tatapan mata dan perkataan, waspadalah...waspadalah...atau bisa juga ketika kita dipaksa beli saat rekan kerja berjualan barang, sudah sering menolak tapi masih dipaksa untuk membeli bahkan lebih parah lagi dipaksa untuk berhutang sampai rekan kerja yang tega pinjam uang dengan alasan lupa bawa dompet sampai kebutuhan mendesak lainnya dan entah kapan akan ada inisiatif untuk mengembalikan. Mungkin anda membaca artikel ini sambil mengerutkan kedua alis, sambil ketok tiga kali ke permukaan kayu dan bilang amit-amit ya jangan sampai di tempat kerjaku ada yang seperti itu.

      Tapi hal-hal seperti itu bukan hanya ada di sinetron-sinetron aja lho mempelai Kristus yang saya kasihi, ratjun di tempat kerja itu nyata. Ya khan? Memang dimana pun kita bekerja tidak akan yang sempurna, ratjun itu bertebaran dimana-mana, yang perlu kita lakukan bukan dengan menghindarinya, pura-pura tidak tahu atau bahkan ketakutan. Saat ada yang terlalu kepo dengan urusan pribadi anda hadapi dengan senyum, saat ada yang memaksa menjual barang coba untuk bersikap lebih tegas, pasti ada cara untuk menyelesaikan masalah dengan penawaran barang tertentu. Saat ada yang meminjam uang terserah mempelai Kristus, anda bisa memberinya sesuai kemampuan anda tanpa berharap untuk dikembalikan atau tidak memberinya sama sekali. Saat atasan atau rekan kerja ada yang membully secara verbal menyangkut fisik, ras, atau apapun itu coba untuk bersabar dan ajak ngobrol kalau masih belum bisa juga mungkin anda perlu bersikap lebih tegas.

      Sedihnya ratjun tidak hanya di tempat kerja, ratjun juga ada di keluarga, dalam hubungan dan lain sebagainya. Mengapa ratjun ada dalam dunia ini? Ambil saja sisi positifnya agar kita belajar lebih banyak, lebih sabar dan mengandalkan Tuhan. Nah setelah membuka pengalaman kerja panjang lebar anda tahu juga bahwa yang terlihat baik belum tentu benar-benar baik. Ratjun seolah seperti apel beracun, dari luar nampak begitu kemerahan menggoda eh setelah digigit ternyata di dalamnya penuh ulat. Kalau biasanya anda menghindari ratjun cobalah dengan cara baru yakni menghadapinya, selama anda benar hadapilah dengan cara yang benar. Percayalah besi menajamkan besi dan manusia menajamkan sesamanya, dimulai dari langkah yang sangat sederhana yaitu menjadi terang dimana pun anda bekerja, selamat mencoba para pejuang gigih!


Artikel dari buletin Golden News edisi April 2019
ulasan dari HANNAPAS (Hanna Mengupas)

No comments:

Post a Comment