Renungan Harian 3 Agustus 2017
(bahan FA)
KEPEMIMPINAN SUAMI (1)
Menjadi suami atau kepala rumah tangga, merupakan tugas
dan panggilan yang harus dipersiapkan dan dikerjakan secara maksimal. Bukan
hanya menikah dan memiliki posisi sebagai kepala keluarga, namun juga berbicara
mengenai fungsi yang berperan. Sebagai kepala, memiliki kepemimpinan dalam diri
suami menjadi sangat penting. Bukan hanya memiliki status sebagai suami atau
ayah bagi anak-anak, namun bagaimana kehadiran dan fungsi sebagai pemimpin
dirasakan dalam keluarga.
Ada beberapa hal yang perlu kita belajar sebagai seorang
pemimpin dalam keluarga :
-
Memberikan waktu(Amsal
31:28-29 )
Kehadiran suami atau ayah sangatlah dibutuhkan bagi
anggota keluarga. Banyak kita melihat, bagaimana suami bekerja keras sehingga
tidak ada waktu bagi anak dan istrinya. Banyak waktu dihabiskan untuk kerjaan.
Bahkan dengan alasan dengan bekerja merupakan mengasihi keluarga, namun waktu
bersamanya sangat sedikit atau bahkan tidak ada.
-
Menjadi teladan (Efesus 5:25)
Mengenai keteladanan sudah kita bahas dibulan yang
lalu,bagaimana anak khususnya, sangat membutuhkan keteladanan dari orang tuanya
khususnya sang ayah. Dengan keteladanan, maka akan mudah mengajarkan dan
memuridkan anak.
-
Berkorban (Efesus 5:28)
Dalam hubungan suami istri, kasih merupakan hal yang
dibutuhkan. Saling mengasihi bukanlah hanya teori atau retorika belaka, namun
dinyatakan dalam tindakan nyata. Salah satunya rela atau mau berkorban. Sebagai
seorang pemimpin keluarga, suami harus memiliki hal ini. Bagaimana dia
mengesampingkan ego nya dan berkorban bagi keluarganya.Menjadi pemimpin artinya
mau mencurahkan hidupnya bagi orang yang dipimpin
-
Tidak memukul atau berlaku kasar
Hal ini menjadi penting dan harus dilakukan. Kadangkala
sebagai suami , merasa kuat dan menganggap bisa sewenang-wenang sendiri.
Padahal kekuatan itu bukan untuk bertindak kasar kepada istri. Namun justru
digunakan untuk melindungi.Kita harus memahami bahwa istri adalah milik Kristus
dan tubuh istri adalah bait Roh Kudus ( I Korintus 6:19-20), memukul istri
berarti memukul milik Allah.
Sharingkan :
1.
Cara praktis mengembangkan kepemimpinan dalam
keluarga
2.
Hal apa bisa kita lakukan jika kita belum
melakukan hal diatas.
No comments:
Post a Comment