Pdt. Bambang Hengky & Pdt. Rickiyani Handoko (Dok. Multimedia) |
Saat mendirikan sebuah bangunan, orang pasti memikirkan dan merancang terlebih dahulu sebelum membangunnya. Demikian halnya saat kita membangun masa depan anak-anak kita, harus dipersiapkan sunguh-sungguh. Tidak bisa hanya membiarkan mereka menjalani takdirnya masing-masing. Indonesia memerlukan generasi yang takut akan Tuhan untuk mengubah wajah negeri ini di masa depan, dan itu bisa kita persiapkan dari sekarang.
Ester 2:1-18 Semula gadis ini bernama Hadasah, seorang yatim piatu. Seseorang yang tidak punya figur keteladanan, tidak memiliki warisan rohani, tidak punya pegangan, bahkan tidak punya masa depan. Namun akhirnya ia menjadi pengganti ratu Wasti, berarti Ester lebih baik dari ratu Wasti. Generasi yang baru nanti harus lebih baik dari generasi sekarang. Kalau lebih buruk, itu bukan kesalahan mereka, tapi kesalahan kita yang tidak mempersiapkan mereka.
Bagaimana cara mempersiapkannya?
1. MENGEMBANGKAN RELASI YANG SPESIAL
Ester 2:5-7 Pada waktu itu ada di dalam benteng Susan seorang Yahudi, yang bernama Mordekhai bin Yair bin Simei bin Kish, seorang Benyamin yang diangkut dari Yerusalem sebagai salah seorang buangan yang turut dengan Yekhonya, raja Yehuda, ketika ia diangkut ke dalam pembuangan oleh raja Nebukadnezar, raja Babel. Mordekhai itu pengasuh Hadasa, yakni Ester, anak saudara ayahnya, sebab anak itu tidak beribu bapa lagi; gadis itu elok perawakannya dan cantik parasnya. Ketika ibu bapanya mati, ia diangkat sebagai anak oleh Mordekhai.
Mordekhai adalah orang buangan, bukan orang hebat. Ia mengasuh dan menjadikan Ester sebagai anaknya sendiri. Ia memandang Ester bukan hanya sekedar titipan. Ada perubahan status karena adanya penerimaan, yaitu dari sepupu menjadi anaknya.
Raja Daud pernah mengangkat Mefiboset sebagai anak. Ia adalah cucu Saul. Berarti Mefiboset ini adalah cucu dari orang yang ingin membunuhnya, tetapi Daud mengangkatnya sebagai putra kerajaan.
Syarat pertama untuk membangun masa depan anak adalah membangun hubungan spesial, erat dan intim dengan anak-anak kita.
2. MEMPERTEMUKAN SESEORANG SPESIAL SEBAGAI "LIFECOACH"
Ester 2:8-9 Setelah titah dan undang-undang raja tersiar dan banyak gadis dikumpulkan di dalam benteng Susan, di bawah pengawasan Hegai, maka Ester pun dibawa masuk ke dalam istana raja, di bawah pengawasan Hegai, penjaga para perempuan. Maka gadis itu sangat baik pada pemandangannya dan menimbulkan kasih sayangnya, sehingga Hegai segera memberikan wangi-wangian dan pelabur kepadanya, dan juga tujuh orang dayang-dayang yang terpilih dari isi istana raja, kemudian memindahkan dia dengan dayang-dayangnya ke bagian yang terbaik di dalam balai perempuan.
Mordekhai memiliki keterbatasan, ia tidak bisa sembarangan keluar masuk ke dalam istana. Maka perannya sebagai ‘life coach’ digantikan oleh Hegai. Mordekhai memilihkan pengganti yang terbaik bagi Ester. Sebenarnya life coach terbaik adalah orangtua, untuk melatih karakter (life skill, soft skill dan heart skill). Selain itu orangtua harus menjadi fasilitator/ trainer (hard skill/ hand skill), menciptakan ruang bagi anak menemukan potensi diri dan menyediakan fasilitas yang terbaik.
Namun jika ada keterbatasan sehingga orangtua tidak bisa melakukan semuanya itu, maka setidaknya orangtua harus tetap bertanggung jawab mencarikan pembimbing yang benar.
3. MENANAMKAN INCLUSIVE MINDSET (POLA PIKIR YG TERBUKA)
Ester 2:10 Ester tidak memberitahukan kebangsaan dan asal usulnya, karena dilarang oleh Mordekhai.
Ester dididik untuk tidak rasis. Walaupun ia keturunan bangsa pilihan ia tidak sombong, atau sebaliknya karena di Persia dia adalah orang buangan, lantas menjadi minder dan menutup diri.
Didiklah anak-anak kita dengan nilai yang benar, tidak terlalu ekstrim, sehingga memiliki hati yang terbuka bagi semua orang. Orang yang terbuka akan :
Memandang diri sebagai solusi bukan problem
Memandang orang lain sebagai mitra bukan musuh
Memandang situasi dan kondisi sebagai peluang bukan beban
Memandang Tuhan sebagai penjamin bukan penuntut
4. MEMBERIKAN PENDAMPINGAN YANG SPESIAL
Ester 2:11 Tiap-tiap hari berjalan-jalanlah Mordekhai di depan pelataran balai perempuan itu untuk mengetahui bagaimana keadaan Ester dan apa yang akan berlaku atasnya.
Tiap hari Mordekhai memonitor keadaan Ester, walaupun ia berada di luar tembok istana. Fungsi Pendampingan orangtua pada anak adalah untuk memberikan dorongan, menyediakan perlindungan dan menimbulkan kenyamanan bagi anak dalam bertumbuh. Mereka tidak merasa sendirian dalam membentuk masa depannya, tari merasa aman karena orangtuanya mendampinginya.
5. MENEMUKAN NILAI PENCAPAIAN YANG TERTINGGI
Ester 2:15-19 …(17) Maka Ester dikasihi oleh baginda lebih dari pada semua perempuan lain, dan ia beroleh sayang dan kasih baginda lebih dari pada semua anak dara lain, sehingga baginda mengenakan mahkota kerajaan ke atas kepalanya dan mengangkat dia menjadi ratu ganti Wasti.
Ester berhasil menjadi ratu Persia yang hebat karena dia menemukan potensi tertingginya oleh karena pendampingan Mordekhai. Pendampingan yang intens dan baik dari orangtua akan membuat anak menemukan potensi terbaik mereka, menjadikan mereka memiliki visi masa depan yang jelas dan dorongan semangat.
Ditulis Oleh: Satrio
Kotbah Minggu, 4 Juni 2-17 (Materi RGD) Pdt. Bambang Hengky
Sumber artikel: http://bethanysalatiga.or.id
No comments:
Post a Comment