Seri Komunikasi &
Literasi Media
NO HOAX, NO GOLPUT!
Oleh: Budhi Widi
Astuti, M.A.
Sebentar lagi seluruh rakyat Indonesia akan mengikuti pesta demokrasi
secara serentak, yaitu Pemilu 2019 untuk memilih calon legislatif DPRD
Kabupaten/Kota, DPRD Provinsi, DPD, DPR dan calon presiden dan wakil presiden.
Pemilu serentak ini akan berlangsung pada hari Rabu, 17 April 2019 yang
ditetapkan sebagai hari libur nasional. Hal ini dimaksudkan supaya seluruh
warga negara Indonesia yang telah memenuhi syarat sebagai pemilih dapat
menggunakan hak pilihnya tanpa halangan.
Pemilu 2019 ini dianggap sebagai pemilu yang berbeda dari tahun-tahun
sebelumnya. Selain karena masyarakat akan mencoblos lima kertas surat suara,
Pemilu 2019 ini juga menyedot perhatian masyarakat Indonesia karena dinamika
yang luar biasa berkaitan dengan pemberitaan-pemberitaan bebas tentang dua calon
pasangan presiden dan wakil presiden, yaitu nomor urut satu Joko Widodo-Ma’aruf
Amin serta nomor urut dua Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Hampir setiap detik,
masyarakat disuguhi dengan informasi atau berita tentang capres dan cawapres
tersebut, baik melalui media cetak, media televisi, media radio, maupun online dan digital. Isi pemberitaannya
pun variatif, mulai dari pemberitaan tentang prestasi, pencitraan, fitnah,
kampanye hitam, hingga berita-berita yang dipalsukan dan tidak dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya. Berita-berita inilah yang berpotensi
memecah belah persatuan bangsa dan menimbulkan kegaduhan nasional.
Kita pasti sudah sering mendengar kata ‘hoax’. Apa itu hoax?
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), hoax adalah berita bohong (https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/hoaks).
Sedangkan menurut Oxford English Dictionary,
hoax didefinisikan sebagai ‘malicious
deception’ atau ‘kebohongan yang dibuat dengan tujuan jahat’. Dari definisi
ini saja kita sudah paham bahwa pemberitaan-pemberitaan yang banyak beredar di
media sosial maupun portal-portal berita, bisa saja masuk ke dalam kategori hoax jika isi berita tersebut adalah
bohong dan dibuat untuk maksud yang jahat. Dalam hal ini, untuk menjatuhkan
lawan politik, membuat citra buruk lawan politik, kampanye hitam, fitnah, dan
berbagai tujuan jahat supaya lawan politik tidak memenangkan pemilihan.
Jika kita sudah memahami definisi berita hoax, maka kita juga perlu mengetahui manakah berita yang
dikategorikan hoax dan mana yang
bukan hoax. Hal ini penting, supaya
kita tidak termakan berita bohong yang mengakibatkan kita tidak lagi netral
dalam menilai kedua pasangan capres dan cawapres. Mempelai Kristus, setiap
berita pasti memiliki nilai berita, baik itu dianggap sebagai berita yang
berdampak luas, mengandung unsur kedekatan, populer, atau persuasif dan membuat
masyarakat tertarik. Nah, cara mengetahui apakah berita itu hoax atau bukan, maka bisa kita lihat
dari judul berita. Jika judulnya terlalu
bombastis atau membuat masyarakat terkejut, maka kita patut mempertanyakan
kebenaran isinya. Kedua, setelah
membaca judul, kita akan meneliti isi
berita tersebut. Isi berita yang benar menurut kaidah jurnalistik adalah
jika isinya bukan merupakan opini penulis/jurnalis semata, kecuali tajuk
rencana atau pilihan redaksi. Isi berita harus cover both side, ada pernyataan dari narasumber dan dapat
dipertanggungjawabkan siapa penulis beritanya. Ketiga, cek sumber beritanya.
Jika sumbernya dari webiste, maka
kita perlu melihat apakah website
tersebut kredibel dan dapat dipercaya, lalu apakah website tersebut resmi milik pemerintah, lembaga independen atau non government organization. Jika ia
ditulis oleh perseorangan dan tidak memiliki alamat website berbayar, maka kita patut mempertanyakan kebenaran isi
beritanya.
Semoga saja dengan kita memahami tentang apa itu hoax dan bagaimana mengenalinya, kita mampu menyaring dan
memilah-milah berita-berita tersebut supaya tidak mempengaruhi pendirian kita
untuk memilih salah seorang pasangan capres dan cawapres. Kita tidak berharap
bahwa seluruh masyarakat memilih untuk menjadi golput hanya karena mereka
mendapat informasi bohong dan meyakininya sebagai kebenaran. Oleh karena itu, mari
Mempelai Kristus, kita menjadi pemilih yang cerdas, jangan mudah termakan
berita-berita bohong. Pandailah dalam memilah berita dan cerdaslah dalam
menentukan pilihan. 17 April 2019, saatnya kita memilih sesuai hati nurani. No hoax, no golput!
Artikel pada buletin Golden News April 2019
No comments:
Post a Comment