22. DAMAI DITENGAH BADAI
“Sekonyong-konyong mengamuklah angin ribut di danau itu, sehingga perahu itu ditimbus gelombang, tetapi Yesus tidur. Maka datanglah murid-murid-Nya membangunkan Dia, katanya: “Tuhan, tolonglah, kita binasa.”Ia berkata kepada mereka: “Mengapa kamu takut, kamu yang kurang percaya?” Lalu bangunlah Yesus menghardik angin dan danau itu, maka danau itu menjadi teduh sekali.” Matius 8:24-26
Perikop diatas sudah sering kita baca bersama-sama. Bahkan tidak asing didalam kehidupan kita. Dalam kejadian itu respon para murid adalah mereka menjadi sangat takut. Hal ini karena besarnya badai yang menerpa mereka. Kehidupan kita tentu pernah mengalami badai . Namun Tuhan mau mengingatkan kita untuk tetap memiliki kedamaian dalam menghadapinya.
Kita bisa belajar dari perikop di atas, bagaimana tetap memiliki damai saat mengalami badai, diantaranya:
1. Jangan Takut
Tuhan Yesus bertanya kepada murid-muridNya, “Mengapa kamu takut?”
Pertanyaan ini juga akan menjadi pertanyaan yang akan ditanyakan kepada kita saat mengalami badai dalam kehidupan ini. Tuhan juga mau mengingatkan bahwa Dia sebagai pribadi yang luar biaa bukan berdiri jauh dari kita. Dia ad bersama-sama dengan kita. Sehingga Dia mau kita tidak takut. Ketakutan seringkali muncul karena kita merasa sendiri dalam menanggung beban dan mengahdapi badai. Dia Allah Immanuel yang menyertai hidup kita.
2. Percaya Sepenuhnya
Pada perikop diatas, kita bisa belajar bahwa dalam menghadapi badai , para murid ternyata kurang percaya. Mereka lupa bahwa ada tuhan yang bersama-sama dengan mereka. Kepercayaan kita kepada Tuhan justru akan dilihat ketika kita mengalami badai. Jika kita memiliki kepercayaan yang penuh kepada Allah, maka sebesar apapun badai yang kita hadapi tidak menggoyahkan iman kita dan mencuri damai yang Tuhan beri.
Ingatlah dalam kitab Mazmur dikatakan :“Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku. ”
Sharingkan :
1. Apa yang akan kita lakukan ketika ketakukan mulai muncul?
2. Bagaimana kita tetap menaruh kepercayaan kita kepada Tuhan?
No comments:
Post a Comment