GUNTING, BATU, KERTAS
Permainan tangan suit ala Jepang ini pasti telah dikenal adik-adik pembaca GN, Batu diperagakan dengan tagan mengepal dapat mengalahkan gunting yang diperagakan dengan tangan jari telunjuk dan tengah menyerupai gunting, namun demikian batu dapat dikalahkan dengan kertas yang diperagakan dengan melebarkan telapak tangan. Demikian pula gunting dan kertas juga memiliki sisi menang dan kalah. Suit Gunting, Batu dan Kertas ini sangat akrab dimainkan oleh kakak beradik, Endah dan Elok. Endah sebagai anak sulung dan Elok sebagai anak bungsu, Endah duduk di bangku kelas V SD dan Elok di bangku kelas II SD, mereka selalu memainkan suit Gunting, Batu dan Kertas untuk setiap mengambil keputusan, misalnya ketika bunda berteriak,"Endah.. Elok ayo segra mandi nak, hari sudah sore, maka Endah segera mendatangi adiknya, Elok dan berkata,"yang kalah mandi duluan ya" dan mereka langsung suit, Elok mengepalkan tangan dan Endah melebarkan telapak tangan dan langsung menyahut,
"hore aku kertas aku menang, ayo kak Endah yang duluan mandi", ucap Elok kegirangan. Disaat yang lain ayah sepulang kerja membawa kue apem dan pisang goreng untuk buah hatinya," ini ayah bawa buah tangan untuk kalian, jangan berebut ya, masing-masing satu ya", kata ayah dan Elok langsung menyahut "hore.. kak ayo kita suit yang menang dapat pisang goreng ya, semoga aku yang menang", Endah pun menjawab tantangan adiknya, " oke siapa takut..". Dan kali ini gunting Endah membuat kertas Elok tak berkutik dan harus merelakan pisang goreng kesukaannya. Demikianlah Endah dan Elok selalu mamainkan suit Gunting,Batu dan Kertas, baik memilih acara televisi, menentukan posisi duduk di meja makan, memainkan koleksi boneka mereka, bahkan hingga saat mereka diminta ayah untuk berdoa atau membaca FirmanTuhan dalam mezbah keluarga. Ya pak Didin ayah mereka selalu membiasakan anggota keluarganya berkumpul sebelum mereka berangkat tidur. Jadi dalam sehari Endah dan Elok dapat lakukan suit berkali-kali.
Pagi itu rumah keluarga pak Didin sibuk memulai kegiatan masing-masing, bunda sejak subuh sudah di dapur, ayah berkemas merapikan pekerjaan kantornya, sedangkan Endah sudah selesai mandi dan hendak memakai seragam merah putihnya, lalu dimanakah Elok ?. Oh rupanya Elok masih dikamarnya dan tiba-tiba di kamar Elok terdengar teriakan.."aku terlambat bangun...." dan tiba-tiba keluar dari kamar Elok langsung berlari ke kamar mandi, lagi-lagi sambil berteriak.." aku bisa terlambat nih". Hari itu mejadi hari yang paling terburu-buru bagi Elok, dan tidak demikian dengan kakaknya, Endah yang sudah siap di meja makan bersama ayah hendak menyantap sarapan, dan Endah pun memulai obrolan, "Ayah lihat tuh adik Elok bangunnya kesiangan". Sejenak pak Didin melihat Endah yg mandi terburu-buru, lalu pak Didin pun berucap," Nanti ayah carikan solusinya untuk adikmu, kamu sendiri di sekolah gimana kabarnya, Endah?" tanya pak Didin pada putra sulungnya. "Ayah , Endah minta belikan jangka ya" pinta Endah.
"Sekarang Endah harus sering gambar lingkaran dan menghitung luasannya Yah", lanjut Endah menjelaskan. Sang ayah mengangguk dan berkata "baik akan ayah belikan nanti". Tiba saatnya untuk berangkat, Elok terpaksa membawa sarapannya sebagai bekal karena tak sempat sarapan bersama di meja makan, Endah juga sudah siap berangkat, mereka membonceng motor yang dikendarai oleh pak Didin, sedangkan bunda di serambi rumah melambaikan tangan mengiring keberangkatan mereka. Waktu begitu cepat berlalu mereka semua telah larut dalam kegiatan masing-masing dan ketika hari telah petang di meja makan menjadi ajang bercerita,saling menceritakan peristiwa di kantor seperti yg diceritakan ayah, dan tak lupa Endah dan Elok juga berbagi cerita dimeja makan. Bagaimana dengan bunda?, ternyata bunda juga memiliki cerita untuk dibagi. Setelah selesai makan ayah berkata " Ayah punya sesuatu" sambil memegang sebuah kotak, dan belum saja kotak itu dipertontonkan isinya, Endah dan Elok sudah berebut memilikinya.
"Untuk aku ya ayah" seru Elok sambil ingin merebut kotak tersebut dari tangan pak Didin. " Eiit.. jangan dik itu untuk kakak, ya kan Ayah" ucap Endah meyakinkan. "Begini saja kak kita suit Gunting, Batu, Kertas, yang menang boleh dapatkan kotak yang dari ayah", usul Elok sambil bersiap suit, namun pak Didin menunjukkan isi kotak yang dipegangnya sambil berkata " ini adalah kotak berisi satu set jangka dan busur, bagus ya, bapak pilihkan yang terbaik" jelas pak Didin. Endah dan Elok terkagum melihat satu set jangka dan busur tersebut dan tiba-tiba Elok segera mengajak kakaknya suit lagi, ia sudah tidak sabar ingin mengalahkan kakaknya dan mendapatkan kotak tersebut. "Elok, kotak set isi jangka ini ayah belikan bukan untuk diperebutkan dengan suit gunting, batu, kertas" jelas ayah pada Elok, "tapi set jangka ini memang ayah belikan untuk kakakmu" lanjut ayah. "Jadi itu untuk kak Endah?" tanya Elok dengan wajah murung, yang dijawab dengan anggukan ayah."Tapi biasanya kita kan suit ayah"
protes Elok dan dibalas oleh ayah, " tidak Elok satu set jangka ini untuk kakakmu", jelas ayah. Tampak Elok tak dapat menyembunyikan kesedihannya lalu berlari masuk kamarnya, sementara Endah bergembira sekali menerima pemberian dari ayah, "terima kasih ayah",ucapnya sambil mengecup pipi pak Didin ayahnya. Bunda yang dari tadi melihat keributan kecil kedua putrinya, melangkah susul Elok di kamarnya. Dibelainya rambut panjang Elok, " Elok kamu tidak boleh gitu", bunda membuka pembicaraan."Tapi bunda ayah tidak adil, biasanya Elok dan kakak suit terlebih dahulu untuk dapatkan sesuatu",protes Elok. "Elok, ayah itu kepala keluarga, sebagai pemimpin dalam keluarga menurut bunda ayah sudah adil kok" jelas bunda di susul sang ayah ikut memberi pengertian, "Elok anakku yang disebut adil itu tidak harus sama lho, mengapa demikian karena kakakmu Endah punya kebutuhan yang berbeda denganmu Elok", ucap ayah, " kakakmu lebih membutuhkan satu set jangka karena di sekolah kakakmu harus menggunakan",
ayah menambahkan. "Sedangkan kamu Elok, di sekolah belum waktunya menggunakan jangka, bukan?",tanya ayah di balas dengan anggukan kepala Elok, tanda ia mengerti. " Terus kalau ayah kepala keluarga yang baik, mestinya ayah tahu dong kebutuhan Elok?" balas Elok bertanya kritis pada ayahnya." Oh tentu sayang, tentu ayah tahu dong, dan ayah punya sesuatu spesial untukmu, tapi Elok harus janji tidak cemberut lagi", goda ayah pada Elok. "Mau.. mau ayah, Elok janji tidak cemberut lagi, ayah mau kasih Elok apa?" ucap Elok dengan semangat. Pak Didin pun mengeluarkan sebuah bungkusan sambil berkata, "Ini ayah belikan untuk kamu Elok, dan tidak usah suit dengan kakakmu ya. Elok pun bergegas menerima dan membukanya dengan sukacita, sebuah jam meja cantik berbentuk tokoh animasi kucing kegemaran Elok, " terima kasih ayah", ucap Elok sambil memeluk ayah."Kamu suka sayang?, jam itu ada alarmnya, isehingga besok kamu tak mungkin terlambat bangun lagi Elok",jelas ayah.(TAMAT) KEN Bob.
sumber gambar: google image
No comments:
Post a Comment