SUKU BANTEN
Suku Banten adalah orang Sunda yang mendiami bekas daerah kekuasaan Kesultanan Banten di luar Parahyangan, Cirebon, dan Jakarta. Berdasarkan Sensus Penduduk tahun 2010 oleh Badan Pusat Statistik Indonesia suku Banten bersama Suku Baduy dikelompokan ke dalam Suku asal Banten dengan total jumlah 4.657.784 jiwa populasinyaatau sekitar 2,1% dari penduduk Indonesia.
Masjid Agung Banten (sumber: google image) |
Kata Banten muncul jauh sebelum berdirinya Kesultanan Banten. Kata ini digunakan untuk menamai sebuah sungai dan daerah sekelilingnya, yaitu Cibanten atau sungai Banten. di daerah ini telah ada pemukiman sajak abad ke 11 sampai 12 (saat kerajaan Sunda). Berdasarkan riset ini juga diketahui bahwa daerah ini berkembang pesat pada abad ke-16 saat Islam masuk pertama kali di wilayah ini.
Perkembangan pemukiman ini kemudian meluas atau bergeser ke arah Serang dan ke arah pantai. Pada daerah pantai inilah kemudian didirikan Kesultanan Banten oleh Sunan Gunung Jati.
Secara umum, mereka yang mengaku sebagai etnis Banten merupakan pemeluk agama Islam yang tidak bisa lepas dari budaya keislaman yang sangat kental, hal tersebut erat kaitannya dengan sejarah Banten sebagai salah satu Kerajaan Islam terbesar di pulau Jawa.
Orang-orang Banten menggunakan Bahasa Banten yang masih dikategorikan sebagai Bahasa Sunda bagian barat, yang pada tingkatan bahasa Sunda modern dikelompokkan sebagai bahasa kasar.
Daya tarik Banten masih tetap kuat, terutama bagi para ahli kepurbakalaan dan mereka yang berminat pada peninggalan sejarah. Sejarah telah mengukir Banten sebagai salah satu kerajaan terkenal pada masa lampau. Di daerah Banten banyak terdapat objek wisata, mulai dari cagar alam, Masjid Agung Banten, makam-makam para Sultan Banten, dan peninggalan budaya purbakala lainnya. Konon ada "batu bersusun sembilan" yang tingginya mencapai 15 meter, yang merupakan peninggalan zaman megalitik. Sebagai daerah tujuan wisata, Banten mulai terbuka terhadap dunia luar. Walau demikian, tradisi dan budaya mereka tetap terpelihara dan dianut secara dalam. Dari sejak berdirinya pemerintahan Kesultanan Banten hingga kini, mayoritas agama orang Banten adalah Islam. Orang Banten yang menjadi orang percaya, mengalami tantangan yang amat berat dari masyarakatnya.
Bagi kemajuan dan perkembangan masyarakat Banten, mereka memerlukan perluasan wawasan. Terbukanya daerah ini untuk pariwisata, tentunya akan mendukung perkembangan ke arah ini. Selain itu, orang Banten yang tinggal di daerah terpencil, seperti misalnya di Pulau Pajang di Teluk Banten, masih membutuhkan usaha-usaha pengentasan kemiskinan.
POKOK DOA BANTEN :
- Berdoa agar orang percaya dapat menerima tuntunan Tuhan yang jelas untuk dapat menolong, melatih, dan meningkatkan keahlian orang Banten, baik dalam pertanian maupun bidang usaha lainnya.
- Orang Banten yang tinggal di daerah terpencil, seperti di Pulau Panjang di Teluk Banten, masih membutuhkan usaha-usaha pengentasan kemiskinan. Berdoa agar pemerintah dan lembaga-lembaga lainnya dapat memberikan perhatian serius untuk mengentaskan kemiskinan yang ada.
- Berdoa bagi anak-anak Tuhan asli Banten agar mereka memiliki hati yang mau membagikan berita Injil kepada sanak keluarga dan lingkungan mereka.
POKOK DOA TAMBAHAN :
- Berdoa untuk keutuhan NKRI dari berbagai ancaman, baik dari dalam maupun dari luar.
- Berdoa agar kebenaran dan keadilan sosial terbit atas Indoneisa.
- Pemerataan pembangunan yang sedang diuapayakan pemerintah dapat terselesaikan sesuai rencana.
- Kasih Tuhan melimpah atas Indonesia
sumber artikel: web bethany salatiga
sumber gambar ilustrasi: google image
No comments:
Post a Comment